Thursday, June 23, 2016

Sejarah Majelis Adat Dayak Nasional



  1. Dalam perkembangan selanjutnya, ketika Majelis Adat Dayak  (MAD) Provinsi Kalimantan Barat yang dideklarasikan oleh sembilan orang penandatangan sebagai deklarator berdirinya Majelis Adat Dayak Provinsi Kalimantan Barat, yaitu: Bapak Yakobus Frans Layang, SH., Bapak Drs. M. Ikot Rinding, Bapak Drs. Paulus Djudah, Bapak Drs. F. M. Adjun Lock,  Bapak Drs. V. E. Ritih Kenyeh, Piet Andjioe Nyangun, SE., Bapak Pius Alfret Simin., Bapak Drs. Yakobus Kumis dan Bapak Drs. J. Numsuan Madsun,.  pada tanggal 21 Agustus 1994 , maka semboyan atau falsafah  Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata di masukan di dalam Anggaran Dasar Majelis Adat Dayak Provinsi Kalimantan Barat sebagai semboyan atau salam masyarakat Dayak Kalimantan Barat. Ke Sembilan orang deklarator berdirinya MAD Kalimantan Barat juga merangkap sebagai formatur pembentukan pengurus pertama dengan Ketua Umum; S. Jacobus E. Frans L., BA., SH, Sekretaris Umum; Thadeus Yus, SH., MPA dan Bendahara Umum; Alex Akoran, B.Sc. Kemudian salam atau falsafah tersebut di Kukuhkan dalam Musyawarah Dewan Adat Dayak (Musdad) yang pertama pada tahun 1996  yang menetapkan Kepengurus MAD Hasil Musdad Pertama, Ketua Umum; S. Jacobus E. Frans L., BA., SH, Sekretaris Umum; DR. Piet Herman Abik, dan Bendahara Umum; Bapak BL. Atan Palil. 
  2. Kemudian terjadi perubahan jawaban setiap mengakhiri kata Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata, yang dulunya di jawab Auk, kemudian disepakati dalam Musyawarah Dewan Adat Dayak II tanggal 18 – 21 September 2001 Dimana pada saat itu terpilih Ketua Umumnya Bp. RA. Rachmad Syahudin, B.SC, Sekretaris Umumnya, Drs. Agustinus Clarus, M.Si dan Bendahara Umumnya, Yohanes Nenens, SH. Dalam salah satu keputusannya, setiap setelah diucapkannya kata,  Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata, semua yang hadir membalas dengan kata, Arus….arus….arus (harus, harus, harus,/ terus, terus terus mengalir seperti air/permisi/meng-amini)
  3. Pada Tanggal 12 Nopember 2001, sebanyak 29 orang atas nama masyarakat Dayak se-Kalimantan (sesuai dokumen asli daftar hadir yang saya miliki) Kaltim, Kalteng, Kalbar dan Kalsel,  di Balik Papan, Kalimantan Timur, mendeklarasikan berdirinya Dewan Adat Dayak Nasional. Kepengurusan pertamanya adalah; Ketua Umum Pdt. Barnabas Sebilang, Sekretaris Jendral, DR. Eliyanto S. Lasam, SE., M.Si, dan Bendahara Umum, Pangeran Agustinus Acang. Pada saat kepengurusan ini belum di rumuskan salam atau semboyan organisasi.
  4. Kemudian pada tahun 2003  dilaksanakan Musyawarah Nasional Pertama Dewan Adat Dayak se-Kalimantan, yang memilih pengurus, Ketua Umum, Michael Andjioe, S.Ip., MBA, Sekretaris Jendral, Drs. Yakobus Kumis, dan Bendahara Umum, Ir. Albertus Euseg.
  5. Pada Tahun 2006, Setelah melalui musyawarah yang cukup melelahkan, Dewan Adat Dayak se-Kalimantan, dalam Musyawarah Nasionalnya yang kedua pada tanggal 2-4 September 2006 telah menetapkan kata Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata sebagai semboyan atau falsafah masyarakat Dayak secara Nasional (se-Indonesia). Tidak hanya itu dalam Munas DAD se-Kalimantan ke II, yang dimotori Atan Palil sebagai Ketua Umum Panitia dan Makarius Sentong, SH., MH, sebagai Sekretaris Umum Panitia, telah berhasil menetapkan hal-hal sebagai berikut:
    • Menetapkan perubahan nama Dewan Adat Dayak se-Kalimantan, menjadi Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) sebagai lembaga adat dayak tertinggi tingkat Nasional.
    • Menetapkan Dewan Adat Dayak (DAD) sebagai nama lembaga adat dayak ditingkat Provinsi hingga Kecamatan seluruh Indonesia.
    • Menetapkan Lagu Mars Dayak, sebagai lagu mars MADN, Ciptaan DR. Aloysius Mering, M.Pd  
    • Menetapkan Hymne Dayak, sebagai lagu Hymne MADN, Ciptaan DR. Aloysius Mering, M.Pd
    • Menetapkan Bapak Agustin Teras Narang, SH sebagai Ketua Umum MADN (sekarang ini berubah menjadi Presiden MADN)
  6. Penggunaan Semboyan Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata dalam Pembentukan Borneo Dayak Forum .
    • Dalam Soft Lounching, Borneo Dayak Forum tanggal 9 Agustus 2010 di Kuching, Sarawak, maka semboyan Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata ditetapkan sebagai Salam atau Falsafah masyarakat Dayak seluruh Dunia.
    • Maka wajib di sampaikan “Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata” dalam setiap pertemuan masyarakat Dayak di Seluruh Dunia.
Pada tanggal 15 mei 2001, telah menghadap notaris Yuni Astuti, SH, di Balikpapan, Bapak (alm) DR. Barnabas Selilang, dkk. Mendirikan perkumpulan “Dewan Adat Dayak Kalimantan” berkedudukan di Balikpapan (Kal-Tim). Perkumpulan ini berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan maksud dan tujuan :

  1. Mempersatukan etnis Dayak yang terdiri ratusan anak suku Dayak kedalamsatu wadah persatuan dan kesatuan Dayak.
  2. Mewakili etnis Dayak di forum nasional maupun internasional.
  3. Memperjuangkan nasib warga Dayak yang ketinggalan dan terbelakang disemua bidang kehidupan
  4. Melindungi hak-hak dan kepentingan warga Dayak di segala bidang
  5. Meningkatkan sumber daya manusia dan kesejahteraan warga Dayak
  6. Melestarikan nilai-nilai adat Dayak, seni dan budaya
  7. Menjebatani kepentingan masyarakat Dayak dengan pemerintah dan masyarakat Dayak dengan etnis lainnya.
Sebagai langkah konkrit untuk meningkatkan peran lembaga ini maka dilakukan pendekatan-pendekatan dari beberapa tokoh Dayak se-Kalimantan . Kelahiran DAD Kalimantan masih merupakan embrio, karena dibentuk belum berdasarkan hasil musyawarah seluruh tokoh, pimpinan adat masing-masing suku Dayak, maka didorong oleh latar belakang sejarah dan serangkaian peristiwa yang dihadapi masyarakat Dayak sejak kesepakatan damai di Tumbang Anoi 1894, belum pernah ada kesepakatan bersatu membangun kesejahteraan, SDM masyarakat Dayak, meningkatkan harkat dan martabatnya dalam membangun negara dan bangsa Indonesia.

Dalam kurun waktu tersebut dan dalam proses pembangunan bangsa Indonesia yang berumur lebih dari setengah abad, masyarakat Dayak semakin termajinalisasi dan hampir tercabut dari akar budayanya, menimbulkan konflik dalam berbagai bidang kehidupan , yang memerlukan kearifan. Kearifan inilah yang diangkat sebagai modal untuk membangun masyarakat Dayak disegala bidang. Dan kearifan ini masih kokoh kuat pada masyarakat yaitu adat istiadat dan hukum adat Dayak yang sejuk, aman dan damai.
Berangkat dari berbagai hal tersebut maka pada dilaksanakan Munas I Dad se-Kalimantan di Balikpapan tanggal 29 November 2004, dengan tema : “Persatuan dan Kesatuan Dayak Dalam Bingkai Nkri“ dan sub tema “Membangun Karakter Orang Dayak “.

Pemilihan tema dimaksud adalah sangat penting dalam rangka menyatukan visi dan misi suku Dayak dalam membela dan membangun NKRI dalam wadah perjuangan (organisasi warga masyarakat Dayak) yang secara de facto dan de jure sebagai wadah persatuan dan kesatuan untuk membangun orang Dayak. Dan dengan sub tema membangun karakter orang Dayak adalah mempersiapkan diri/jati diri dalam mengadaptasi perkembangan regional, nasional dan global, sehingga terbangun masyarakat Dayak yang mempunyai harkat dan martabat.

Munas I DAD se-Kalimantan yang diselenggarakan di kota Balikpapan (Kalimantan Timur) 29 November 2004, merupakan puncak dari berbagai pertemuan Dewan-dewan Adat Dayak dan Majelis Adat Dayak di provinsi-provinsi regional Kalimantan sebelumnya.
Munas I telah berhasil memilih pengurus Dewan Adat Dayak untuk Tahun 2004-2007 sebagai berikut:
I. Ketua Umum
:
Kol (purn) Michael Andjioe, SEP, MBA
Ketua I
:
DR. Ellyano S. Lasan , SE, M.Si
Ketua II
:
Kol (purn) Handep
Ketua III
:
Lewis KDR, BBA
II. Sekretaris Umum
:
Yukubus Kumis
Sekretaris I
:
Sony Sabilang, S. Hut
Sekretaris II
:
Jusrani
Sekretaris III
:
Drs. EC. Amulanu A. Lingu, M.Si
III. Bendahara Umum
:
Ir. Albertus E. Usik
Bendahara I
:
Drs. Noysuis Nereng
Bendahara II
:
Sedau Pitau
Bendahara III
:
Erekto, SE (alm)

Munas II dilaksanakan di Pontianak tanggal 2-5 September 2006 dihadiri oleh 300 peserta terdiri dari :
  • Kepala-kepala Adat Besar
  • Kepala Suku
  • Damang, cendekiawan, kelompok profesional, pemuka/tokoh adat Dayak se-Kalimantan dan di luar Kalimantan, unsur eksekutif, legislatif, unsur TNI, Kepolisian RI, Perhimpunan Dayak Serawak-Malaysia.

Munas ini mendapat tanggapan positif dari pemerintah RI dengan kehadiran Wakil Presiden RI, bapak Yusuf Kalla, untuk membuka Munas II tersebut dan didampingi para menteri serta dukungan dari pemerintah daerah.

No comments:

Post a Comment