- Dalam
perkembangan selanjutnya, ketika Majelis Adat Dayak (MAD) Provinsi
Kalimantan Barat yang dideklarasikan oleh sembilan orang penandatangan
sebagai deklarator berdirinya Majelis Adat Dayak Provinsi Kalimantan
Barat, yaitu: Bapak Yakobus Frans Layang, SH., Bapak Drs. M. Ikot Rinding,
Bapak Drs. Paulus Djudah, Bapak Drs. F. M. Adjun Lock, Bapak Drs. V.
E. Ritih Kenyeh, Piet Andjioe Nyangun, SE., Bapak Pius Alfret Simin.,
Bapak Drs. Yakobus Kumis dan Bapak Drs. J. Numsuan Madsun,. pada
tanggal 21 Agustus 1994 , maka semboyan atau falsafah Adil Ka’
Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata di masukan di dalam
Anggaran Dasar Majelis Adat Dayak Provinsi Kalimantan Barat sebagai
semboyan atau salam masyarakat Dayak Kalimantan Barat. Ke Sembilan orang
deklarator berdirinya MAD Kalimantan Barat juga merangkap sebagai formatur
pembentukan pengurus pertama dengan Ketua Umum; S. Jacobus E. Frans L.,
BA., SH, Sekretaris Umum; Thadeus Yus, SH., MPA dan Bendahara Umum; Alex
Akoran, B.Sc. Kemudian salam atau falsafah tersebut di Kukuhkan dalam
Musyawarah Dewan Adat Dayak (Musdad) yang pertama pada tahun 1996
yang menetapkan Kepengurus MAD Hasil Musdad Pertama, Ketua Umum; S.
Jacobus E. Frans L., BA., SH, Sekretaris Umum; DR. Piet Herman Abik, dan
Bendahara Umum; Bapak BL. Atan Palil.
- Kemudian
terjadi perubahan jawaban setiap mengakhiri kata Adil Ka’ Talino,
Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata, yang dulunya di jawab Auk,
kemudian disepakati dalam Musyawarah Dewan Adat Dayak II tanggal 18 – 21
September 2001 Dimana pada saat itu terpilih Ketua Umumnya Bp. RA. Rachmad
Syahudin, B.SC, Sekretaris Umumnya, Drs. Agustinus Clarus, M.Si dan
Bendahara Umumnya, Yohanes Nenens, SH. Dalam salah satu keputusannya,
setiap setelah diucapkannya kata, Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’
Saruga, Basengat Ka’ Jubata, semua yang hadir membalas dengan kata,
Arus….arus….arus (harus, harus, harus,/ terus, terus terus mengalir
seperti air/permisi/meng-amini)
- Pada
Tanggal 12 Nopember 2001, sebanyak 29 orang atas nama masyarakat Dayak se-Kalimantan
(sesuai dokumen asli daftar hadir yang saya miliki) Kaltim, Kalteng,
Kalbar dan Kalsel, di Balik Papan, Kalimantan Timur, mendeklarasikan
berdirinya Dewan Adat Dayak Nasional. Kepengurusan pertamanya adalah;
Ketua Umum Pdt. Barnabas Sebilang, Sekretaris Jendral, DR. Eliyanto S.
Lasam, SE., M.Si, dan Bendahara Umum, Pangeran Agustinus Acang. Pada saat
kepengurusan ini belum di rumuskan salam atau semboyan organisasi.
- Kemudian
pada tahun 2003 dilaksanakan Musyawarah Nasional Pertama Dewan Adat
Dayak se-Kalimantan, yang memilih pengurus, Ketua Umum, Michael Andjioe,
S.Ip., MBA, Sekretaris Jendral, Drs. Yakobus Kumis, dan Bendahara Umum,
Ir. Albertus Euseg.
- Pada
Tahun 2006, Setelah melalui musyawarah yang cukup melelahkan, Dewan Adat
Dayak se-Kalimantan, dalam Musyawarah Nasionalnya yang kedua pada tanggal
2-4 September 2006 telah menetapkan kata Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’
Saruga, Basengat Ka’ Jubata sebagai semboyan atau falsafah masyarakat
Dayak secara Nasional (se-Indonesia). Tidak hanya itu dalam Munas DAD
se-Kalimantan ke II, yang dimotori Atan Palil sebagai Ketua Umum Panitia
dan Makarius Sentong, SH., MH, sebagai Sekretaris Umum Panitia, telah
berhasil menetapkan hal-hal sebagai berikut:
- Menetapkan
perubahan nama Dewan Adat Dayak se-Kalimantan, menjadi Majelis Adat Dayak
Nasional (MADN) sebagai lembaga adat dayak tertinggi tingkat Nasional.
- Menetapkan
Dewan Adat Dayak (DAD) sebagai nama lembaga adat dayak ditingkat Provinsi
hingga Kecamatan seluruh Indonesia.
- Menetapkan
Lagu Mars Dayak, sebagai lagu mars MADN, Ciptaan DR. Aloysius Mering,
M.Pd
- Menetapkan
Hymne Dayak, sebagai lagu Hymne MADN, Ciptaan DR. Aloysius Mering, M.Pd
- Menetapkan
Bapak Agustin Teras Narang, SH sebagai Ketua Umum MADN (sekarang ini
berubah menjadi Presiden MADN)
- Penggunaan
Semboyan Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata dalam
Pembentukan Borneo Dayak Forum .
- Dalam
Soft Lounching, Borneo Dayak Forum tanggal 9 Agustus 2010 di Kuching,
Sarawak, maka semboyan Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat
Ka’ Jubata ditetapkan sebagai Salam atau Falsafah masyarakat Dayak
seluruh Dunia.
- Maka
wajib di sampaikan “Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’
Jubata” dalam setiap pertemuan masyarakat Dayak di Seluruh Dunia.
Pada tanggal 15 mei 2001, telah menghadap notaris Yuni
Astuti, SH, di Balikpapan, Bapak (alm) DR. Barnabas Selilang, dkk. Mendirikan
perkumpulan “Dewan Adat Dayak Kalimantan” berkedudukan di Balikpapan (Kal-Tim).
Perkumpulan ini berazaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan maksud
dan tujuan :
- Mempersatukan
etnis Dayak yang terdiri ratusan anak suku Dayak kedalamsatu wadah
persatuan dan kesatuan Dayak.
- Mewakili
etnis Dayak di forum nasional maupun internasional.
- Memperjuangkan
nasib warga Dayak yang ketinggalan dan terbelakang disemua bidang
kehidupan
- Melindungi
hak-hak dan kepentingan warga Dayak di segala bidang
- Meningkatkan
sumber daya manusia dan kesejahteraan warga Dayak
- Melestarikan
nilai-nilai adat Dayak, seni dan budaya
- Menjebatani
kepentingan masyarakat Dayak dengan pemerintah dan masyarakat Dayak dengan
etnis lainnya.
Sebagai langkah konkrit untuk meningkatkan peran lembaga ini
maka dilakukan pendekatan-pendekatan dari beberapa tokoh Dayak se-Kalimantan .
Kelahiran DAD Kalimantan masih merupakan embrio, karena dibentuk belum
berdasarkan hasil musyawarah seluruh tokoh, pimpinan adat masing-masing suku
Dayak, maka didorong oleh latar belakang sejarah dan serangkaian peristiwa yang
dihadapi masyarakat Dayak sejak kesepakatan damai di Tumbang Anoi 1894, belum
pernah ada kesepakatan bersatu membangun kesejahteraan, SDM masyarakat Dayak,
meningkatkan harkat dan martabatnya dalam membangun negara dan bangsa
Indonesia.
Dalam kurun waktu tersebut dan dalam proses pembangunan
bangsa Indonesia yang berumur lebih dari setengah abad, masyarakat Dayak
semakin termajinalisasi dan hampir tercabut dari akar budayanya, menimbulkan
konflik dalam berbagai bidang kehidupan , yang memerlukan kearifan. Kearifan
inilah yang diangkat sebagai modal untuk membangun masyarakat Dayak disegala
bidang. Dan kearifan ini masih kokoh kuat pada masyarakat yaitu adat istiadat
dan hukum adat Dayak yang sejuk, aman dan damai.
Berangkat dari berbagai hal tersebut maka pada dilaksanakan
Munas I Dad se-Kalimantan di Balikpapan tanggal 29 November 2004, dengan tema :
“Persatuan dan Kesatuan Dayak Dalam Bingkai Nkri“ dan sub tema “Membangun
Karakter Orang Dayak “.
Pemilihan tema dimaksud adalah sangat penting dalam rangka
menyatukan visi dan misi suku Dayak dalam membela dan membangun NKRI dalam
wadah perjuangan (organisasi warga masyarakat Dayak) yang secara de
facto dan de jure sebagai wadah persatuan dan
kesatuan untuk membangun orang Dayak. Dan dengan sub tema membangun karakter
orang Dayak adalah mempersiapkan diri/jati diri dalam mengadaptasi perkembangan
regional, nasional dan global, sehingga terbangun masyarakat Dayak yang
mempunyai harkat dan martabat.
Munas I DAD se-Kalimantan yang diselenggarakan di kota
Balikpapan (Kalimantan Timur) 29 November 2004, merupakan puncak dari berbagai
pertemuan Dewan-dewan Adat Dayak dan Majelis Adat Dayak di provinsi-provinsi
regional Kalimantan sebelumnya.
Munas I telah berhasil memilih pengurus Dewan Adat Dayak
untuk Tahun 2004-2007 sebagai berikut:
I. Ketua Umum
|
:
|
Kol (purn) Michael Andjioe, SEP, MBA
|
Ketua I
|
:
|
DR. Ellyano S. Lasan , SE, M.Si
|
Ketua II
|
:
|
Kol (purn) Handep
|
Ketua III
|
:
|
Lewis KDR, BBA
|
II. Sekretaris Umum
|
:
|
Yukubus Kumis
|
Sekretaris I
|
:
|
Sony Sabilang, S. Hut
|
Sekretaris II
|
:
|
Jusrani
|
Sekretaris III
|
:
|
Drs. EC. Amulanu A. Lingu, M.Si
|
III. Bendahara Umum
|
:
|
Ir. Albertus E. Usik
|
Bendahara I
|
:
|
Drs. Noysuis Nereng
|
Bendahara II
|
:
|
Sedau Pitau
|
Bendahara III
|
:
|
Erekto, SE (alm)
|
Munas II dilaksanakan di Pontianak tanggal 2-5 September
2006 dihadiri oleh 300 peserta terdiri dari :
- Kepala-kepala
Adat Besar
- Kepala
Suku
- Damang,
cendekiawan, kelompok profesional, pemuka/tokoh adat Dayak se-Kalimantan
dan di luar Kalimantan, unsur eksekutif, legislatif, unsur TNI, Kepolisian
RI, Perhimpunan Dayak Serawak-Malaysia.
Munas ini mendapat tanggapan positif dari pemerintah RI
dengan kehadiran Wakil Presiden RI, bapak Yusuf Kalla, untuk membuka Munas II
tersebut dan didampingi para menteri serta dukungan dari pemerintah daerah.
No comments:
Post a Comment